Pengenalan Batubara


Batubara terbagi menjadi 2 macam :


1. Batubara muda / sub-bituminus / lignite, yaitu batubara kalori rendah (bermutu rendah). Ciri-cirinya :

  • Fisiknya lebih lembut dengan materi yang rapuh
  • Berwarna suram seperti tanah
  • tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi
  • Kadar karbon rendah
  • Kandungan energinya rendah
2. Batubara tua / bituminus / antrasit, yaitu batubara kalori tinggi (bermutu baik). Ciri-cirinya :

  • Fisiknya keras dan kompak
  • Warnanya hitam dan mengkilat
  • Tingkat kelembaban (moisture) yang rendah
  • Kadar karbon tinggi
  • Kandungan energinya besar
Pembentukan Batubara

Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar. Terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap di dalam tanah selama jutaan tahun. Endapan tersebut selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlansung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam katagori bahan bakar fosil.

Keunggulan Batubara

  • Memiliki cadangan yang besar +/- 160 tahun
  • Dapat diperoleh dari banyak sumber dengan harga stabil
  • Harganya lebih murah dari minyak dan gas
  • Aman untuk ditransportasikan dan disimpan
  • Dapat ditumpuk di lokasi sementara
  • Tidak banyak terpengaruh oleh cuaca dan hujan
  • Dapat dikembangkan dengan teknologi batubara bersih

Bahan Campuran dan Fungsi

A. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara.
  • Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi
  • Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena unsur zat yang mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan semakin sedikit
  • Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan akan semakin panas dan semakin lama
  • Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar volatile matternya akan semakin sedikit
  • Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin berkurang dan lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga menyulitkan dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang. Solusinya dengan cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan dengan cara karbonisasi (menaikkan kadar kalori batubara)

B. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan memudahkan proses pembakaran
  • Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah terbakar dan pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat
  • Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran menjadi semakin berkurang
  • Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
  • Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO dan polusi HC akan semakin berkurang
C. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat
  • Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu unsur yang mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan
  • Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras
  • Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin sedikit
  • Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi yang terbaik untuk tanah liat adalah 10%
D. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama
  • Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan daya rekat yang kuat dan tidak mudah hancur
  • Pembuatan "adonan perekat" dari tepung tapioka dengan air juga harus diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-benar kental dan rekat
E. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun dan mengurangi bau belerang
  • Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%
  • Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak akan membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang
Kelemahan Briket Batubara dan Solusinya


1. Sulit dalam penyalaan, solusinya :

  • Bahan baku batubara dan tanah liat dalam keadaan kering (dijemur terlebih dahulu), sehingga kadar airnya rendah.
  • Bahan baku batubara dan tanah liat "di-crusher" dan "di-screen" terlebih dahulu dengan menggunakan lubang saringan yang kecil dari 3 mm2
  • Memperbesar komposisi biomassa (serbuk kayu keras), karena biomassa dapat membantu mempercepat proses penyalaan
  • Briket batubara yang sudah dicetak harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur atau dipanaskan dengan "oven" sebelum dikemas dalam karung. Hal ini untuk menghindari briket lembab saat digunakan nantinya
2. Berasap dan berbau, solusinya :
  • Semua bahan diusahakan dalam keadaan kering, karena kelembaban dan kadar air yang banyak menyebabkan asap yang banyak dan berbau
  • Pemberian angin atau menggunakan cerobong pada saat penyalaan awal akan membantu briket cepat menjadi bara sehingga asap dan bau yang dihasilkan dari pembakaran briket tersebut juga akan berkurang
  • Penambahan unsur kapur dalam komposisi briket. komposisi terbaik untuk kapur 1%. Hal ini juga akan mengurangi kadar asap dan bau
  • Pemberian biomassa juga akan membantu mempercepat batubara menjadi bara sehingga asap dan bau akan cepat berkurang
  • Dengan cara batubara dikarbonisasi terlebih dahulu, karena dengan proses karbonisasi, telah membuang sebagian zat terbang dan gas-gas sisa pembakaran
3. Panas dan lama pembakaran, solusinya :
  • Pemilihan batubara dengan kalori tinggi atau dengan cara dikarbonisasi
  • Dengan memperbesar komposisi batubara. Karena semakin banyak komposisi batubaranya maka akan semakin lama dan semakin panas hasil pembakarannya
  • Penentuan komposisi tanah liat dan jenis tanah liat juga berpengaruh terhadap lama pembakaran. Pemilihan tanah liat yang baik akan membuat briket lebih rekat, padat dan keras yang akhirnya juga memperlama proses pembakaran
  • Pengeringan hasil briket. Karena briket yang lembab dan basah akan berpengaruh besar terhadap panas yang dihasilkan
4. Kepadatan dan kekerasan, solusinya :
  • Pemilihan tanah liat yang baik yang mengandung unsur kaulinik sehingga mempunyai daya rekat dan kekerasan yang tinggi serta cepat kering
  • Penghancuran (crusher) dan penyaringan (screen) bahan baku juga berpengaruh terhadap kekerasan hasil cetak. Semakin kecil partikel bahan baku akan membuat partikel tercampur (mixer) lebih merata dan padat serta tidak mudah hancur
  • Pemilihan tepung tapioka dan pembuatan "adonan tapioka" yang baik sehingga didapatkan campuran adonan tapioka yang kental dan mempunyai daya rekat yang baik
  • Penjemuran atau peng-oven-an hasil briket sampai benar-benar kering sebelum dikemas dalam karung. Untuk mengurangi briket yang hancur dan mutu yang buruk saat pengiriman dan pemakaian
5. Harga jual produk, solusinya :
  • Pemilihan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku dan konsumen. Hal ini akan mempengaruhi harga jual sehingga lebih mudah bersaing di pasar
  • Proses produksi yang baik dan benar, untuk mengurangi kegagalan produksi atau "complain" dari konsumen
  • "Quantity" produksi yang besar akan menurunkan biaya produksi
Custom Search